Kujang

Pusaka Jawa Barat

Candi Jiwa

Situs Bersejarah peninggalan kerajaan Sunda

Pesawahan

Kekayaan Alam Karawang

Gunung Sanggabuana

Keindahan Alam Karawang

Wisata Bahari

Keindahan Laut Karawang

Saturday 24 October 2015

Filosofi Sunda

pikukuh sunda dan sejarah sundaSenin, 15 Oktober 2012filosofi Sastra Jen Ra Hayu ning Rat Pangruwat ing Diyu (sesajen)SASTRA JEN RA HAYU NING RAT PANGRUWAT ING DIYUolehLQ Hendrawanpada 15 Oktober 2012 pukul 11:49 ·RANGKUMAN------------------SampurasunAgar mudah dipahami, saya mengumpamakan bahwaLANGIT / AKASAitu ibaratKERTAS HITAM KOSONG, lalu Yang Maha Kuasa mencorat-coret langit dengan berbagaiSINARyangBERCAHAYA, dan kelak leluhur bangsa kita menyebut semua itu sebagaiTATA-SURYA. Kesatuan seluruh Tata-Surya dengan segala pola watak kehidupannya disebut sebagaiJAGAT AGUNGatau Jagat Raya... ya termasuk planet Bumi tempat tinggal kita (tumbuhan, satwa, manusia, dll.)Jadi singkatnya kita bagi 3 saja :1. Langit yang hitam pekat diupamakan sebagai "kertas kosong".2. Galaxy / gugusan bintang-bintang dgn segala isinya diupamakan sebagai "tulisan/ coretan".3. Pola watak dari kesatuan semesta kehidupan diupamakan sebagai "nilai ungkap / makna ciptaan / daya kehidupan".Berdasarkan 'pola' tersebut di atas, tentu kita sepakat bahwaYang Maha Kuasatelah menciptakan suatu maha karyaSASTRAdi Jagat Agung ini dalam berbagairupa, bentuk, watak, warna, ukuran, waktu, dsb. yg mustahil dapat kita sebutkan satu-persatu.Hal tersebut ditiru oleh manusia, maka lahirlah"sastrawan"yang melakukan sebuah usaha untuk menciptakan (*cipta =pikir) karya-karya dalam bentuktulisan melalui susunan aksaradgn maksud untuk"mengungkapkan keindahan di Jagat Agung".... Tentu saja begitu, sebab manusia tidak mampu membuat "benda hidup bernyawa dan berwatak". Kelak di jaman modern lahirlah berbagai jenis karyasastra, seperti; Sastra Tulis, Sastra Bunyi, Sastra Gerak, Sastra Gambar, dsb. yg semuanya berwatak IMITASI / TIRUAN / METAFORA / PALSU...dst. ............dengan demikian segala yang berupaTULISAN (*susunan aksara) SUDAH PASTI ASLI BUATAN MANUSIA... sebab Tuhan tidak pernah membuat "aksara".Segala KARYA SASTRA hasil daya cipta YANG MAHA KUASAitulah sesungguhnya yang layak disebut sebagaiKITAB SUCI, yang benar-benar hidup dan memberikan kehidupan bagi semesta, serta suci dari segala kebohongan dan sama-sekali tidak ada cacat-celanya...KITAB SUCI itulah yang seharusnya DIBACAdan dipahami dengan sebenar-benarnya, sebabSEGALA HASIL DAYA CIPTA YANG MAHA KUASA ITU SAMA SEKALI TIDAK ADA YANG SAMA...tapi manusia lebih memuja dan menghormatiKITAB YANG GAMPANG DISOBEKdanMUDAH DIMUSNAHKAN... pun mudah diselewengkan... pun diperbanyak oleh penerbit dan percetakan... :)SASTRA JEN RA HAYU NING RAT PANGRUWAT ING DIYUyg dikenal saat ini pada mulanya berasal dari kata :1.Su-Astra Aji Ra Hayu ning Rat Pangruwat ing Diyu(*...... lalu berobah menjadi....)2.Sastra Ajian Ra Hayu ning Rat Pangruwat ing Diyu(*...... lalu berobah menjadi....)3.Sastra Jen Ra Hayu ning Rat Pangruwat ing Diyu(*...... lalu berobah menjadi....)4.Sastra Jenra Hayu ning Rat(*...... lalu berobah menjadi....)5.Sastra Jenra(*...... lalu berobah menjadi....)6.Sasajen(*...... lalu berobah menjadi....)7.Sajen... (*istilah ini lebih kita kenal pada saat sekarang)Bila kita kaji berdasarkan yang pertama (no. 1) sebagai wiwitannya hal itu mengandung arti sebagai berikut :1.SU-ASTRA= CAHAYA SEJATI = ...setara dgnILMU PENGETAHUAN.2.AJI / AJIAN / JEN= ...sesuatu yang harus dimengerti dan dipahami hingga sari-patinya.3.RA HAYU= ... Sinar / Penerang Selamat dan Sejahtera.4.NING RAT= ...bagi Jagat Semesta.5.PANGRUWAT= ...untuk memunahkan / menghapus / menghilangkan / menghindari6.ING DIYU= ...kebodohan / ketidak-tahuan / keragu-raguan / kebingungan / kemang-mangan / ketidak-yakinan.Maka jelas, bahwaSastra Jen Rahayu ning Rat Pangruwat ing Diyuitu jika diterjemahkan (bebas) akan mengandung makna sebagai berikut :" ILMU PENGETAHUAN YANG HARUS DIMENGERTI & DIPAHAMI agar SELAMAT SEJAHTERA BAGI JAGAT SEMESTA KEHIDUPAN UNTUK MEMUNAHKAN KEBODOHAN ".........atau........" TULISAN yang YANG MAHA KUASA yang HARUS DIMENGERTI & DIPAHAMI agar menjadi PENERANG, SELAMAT & SEJAHTERA BAGI KEHIDUPAN DI JAGAT RAYA agar TERHINDAR DARI KEBODOHAN"SESAJEN(Sastra Jen Rahayu ning Rat Pangruwat ing Diyu), merupakan karya SASTRA hasil karya daya cipta para leluhurbangsa kita yangTIDAK MEMPERGUNAKAN AKSARA, melainkan dengan cara"meminjam"karyaSASTRA hasil daya cipta YANG MAHA KUASAuntukberbicara / menyampaikan pesan (berkomunikasi) kepada segala lapis kehidupan di Jagat Agung (multi dimensi). Hal ini tentu saja dilakukan karenaKESADARANbahwa;LIDAH MANUSIA terlalu kecil untuk "berbicara" kepada Jagat Agung(*apalagi kepada Yang Maha Kuasa), dan itu artinya para leluhur bangsakita sangat memahami bahwa bahasaLISANataupunTULISAN(aksara)senyatanya TIDAK DAPAT MEWAKILI REALITAS APAPUN... dengan demikianPUNAHLAH KESOMBONGAN MANUSIA....Tentu kita semua sepakat, bahwa hingga hari ini tidak ada satu orang manusiapun yang mampu membuat: sebutir padi , setangkai bunga, setetes air, seberkas api, sebutir garam, dst." .... dilain pihak"bahasa" yang dipergunakan dapat dipahami oleh berbagai kalangan : tua-muda, laki-perempuan, berbagai bangsa... misalnya :GULA, setiap bangsa punya sebutan yg berbeda, namun semua dapat merasakan RASA YANG SAMA... dilain pihak RASA MANIS itu hingga hari inibelum ada yang mampu membahasakannya dgn tepat dan benar... ia begitu "apa adanya".Pada dasarnya Sesajen berisi 4 unsur bahasa utama yaitu;API - UDARA - AIR- danTANAH, lalu ditambah dengan berbagai rupa silib-siloka yang terdiri dari benda-benda alam... yang jelas kesemua itu sama sekaliBUKAN HASIL DAYA CIPTA MANUSIA... MANUSIA HANYA MENYUSUNNYA...!!!(*ya seperti susunan aksara menjadi kata, dan seperti susunan kata menjadi kalimat...dst.)Berdasarkan atasKESADARAN TERTINGGI,bahwa Jagat Agung ini terdiri dari berbagai mahluk, bahwa kehidupan ini mimiliki ruang dan waktu serta kejadiannya masing-masing, bahwa alam semesta itu sangat luas, bahwa rasa itu tidak terjabarkan, bahwa keindahan itu adadengan sendirinya...dst. maka diperlukan suatu alat (media) yg dapat dimengerti dan dipahami secara multi dimensi untuk saling berbicara... untuk saling bersaudara... untuk saling menjaga keselamatan dan saling mensejahterakan, saling mengasihi dalam damai....Berdasarkan atasKESADARAN TERTINGGI, bahwa manusia ituBODOHdanSOMBONG... bahwa otak dan daya cipta sertaLIDAH MANUSIAuntuk berbicara itu sangatpenuh keterbatasan / banyak salah/ banyak perbedaanmaka dibuatlah sebuah karya sastra (*mini) yang dapat dimengerti dan dipahami olehSEGALA MAHLUK DISEGALA RUANG DAN WAKTU...dan kelak bangsa kita menyebutnya sebagaiSASTRA JEN RA HAYU NING RAT PANGRUWAT ING DIYU... maka dengan selayaknya ia didudukan sebagaiIBU DARI SEGALA BAHASA (*BAHASA IBU).Sastra Jen Rahayu ning Rat Pangruwat ingDiyuadalahkarya sastra(kitab suci) bangsa yang mempergunakanHURUP (bukan "aksara")-- HIRUP, HURIP, HURUP yang diperoleh dari hasil daya cipta Yang Maha Kuasa di Jagat Agung (jagat raya)... oleh seba itu" BACALAH...!!! "CATATAN :------------Jika anda membuat karya SASTRA (Sastra Jen Rahayu ning Rat Pangruwat ing Diyu) atau SAJEN... susun dan tempatkan ditempat yang layak dan sebaik mungkin, sebab karya sastra yang anda buat itu dipinjam dari maha karya YANG MAHA KUASA... jadi jangan direndahkan dan tidakboleh disepelekan... artinya, JANGAN MERENDAHKAN DIRI ANDA SENDIRI DI HADAPAN JAGAT RAYA & YANG MAHA PENCIPTA... _/|\_KESIMPULAN :-----------------SASTRA JEN RA HAYU NING RAT PANGRUWAT ING DIYU adalah penanda BANGSA YANG MENGERTI & MEMAHAMI KESUSASTRAAN TINGKAT TINGGI... DAN MELAMBANGKAN TINGKAT KECERDASAN, KEBUDAYAAN DAN KEBERADABAN SUATU BANGSA...!Semoga catatan ini berguna bagi bangsa yang sedang kehilanganKEBERADABAN DIRINYA.


Friday 23 October 2015

Lirik lagu fatin-Jangan kau bohong

Jangan kau bohongikuJangan permainkankuKu tau kau telah menduaKu tau semua tentang diaTak akan memaafkanmuMeski kau membujukkuTerserah mau bilang apaTakkan ada yang percayaKesabaranku kau ujiSungguh kau tak peduliKau tak peduli, kau tak peduliKalau tau beginiAkupun tak peduliKu tak peduli, ku tak peduliPictures on your phone, jangan kau bohongSikapmu dumdidumdidumdidumdi eyDumdidumdidumdidumdi eyeySudah sudahlah sungguh ku gerahMemang kau dumdidumdidumdidumdieyDumdidumdidumdidumdi eyeySudah sudahlah pergi pergilahGet out oo..Get out oo..Get out oo..Sudah sudahlahI heard about about your girlApa yang kau lihat darinyaJelas aku lebih baikTapi apa boleh buatJika itu maumuKesabaranku kau ujiSungguh kau tak peduliKau tak peduli, kau tak peduliKalau tau beginiAkupun tak peduliKu tak peduli, ku tak peduliSikapmu dumdidumdidumdidumdi eyDumdidumdidumdidumdi eyeySudah sudahlah sungguh ku gerahMemang kau dumdidumdidumdidumdieyDumdidumdidumdidumdi eyeySudah sudahlah pergi pergilahGet out oo..Get out oo..Get out oo..Sudah sudahlahKau buat ku pusing sepuluh kelilingKau tunjuk-tunjuk diriku seolah salahkuTak sadarkah kau kebohonganmu ituBut i don't even care i don't ever scaredTau pikir aku tak kan bisaMulutmu berbisaKau binasaCoba liat saja siapa nanti yang tertawakecewa jelas kau pancarkan dari matamuNow. kau pikir dari ku akan menangisTerus menangis mengemis cinta yang sadisPlease loh gue lebih tampan kau coba buat ku sirik itu tak mempanYeah sirik itu kamu kasih no youre wrongKau bohongi hatimu takkan menolongBut i kow you don't care you just forgetitSo just sing the songSikapmu dumdidumdidumdidumdi eyDumdidumdidumdidumdi eyeySudah sudahlah sungguh ku gerahMemang kau dumdidumdidumdidumdieyDumdidumdidumdidumdi eyeySudah sudahlah pergi pergilahGet out oo..Get out oo..Get out o..Sudah sudahlah.


Candi Jiwa

Candi Jiwa di situs Percandian BatujayaKompleks Percandian Batujayaadalah sebuah suatu kompleks sisa-sisa percandianBuddhakuna yang terletak di KecamatanBatujayadan KecamatanPakisjaya, KabupatenKarawang, ProvinsiJawa Barat. Situs ini disebut percandian karena terdiri dari sekumpulan candi yang tersebar di beberapa titik.LokasiSitus Batujaya secara administratif terletakdi dua wilayah desa, yaitu DesaSegaran, KecamatanBatujayadan DesaTalagajaya, KecamatanPakisjayadiKabupaten Karawang,Jawa Barat. Luas situs Batujaya ini diperkirakan sekitar limakm2. Situs ini terletak di tengah-tengah daerahpersawahandan sebagian di dekat permukiman penduduk dan tidak berada jauh dari garis pantai utara Jawa Barat (Ujung Karawang). Batujaya kurang lebih terletak enam kilometer dari pesisir utara dan sekitar 500 meter di utaraCi Tarum. Keberadaan sungai ini memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap keadaan situssekarang karen tanah di daerah ini tidak pernah kering sepanjang tahun, baik pada musimkemarauatau pun padamusim hujan.Lokasi percandian ini jika ditempuh menggunakan kendaraan sendiri dan datang dariJakarta, dapat dicapai dengan mengambilJalan tol Cikampek. Keluar di gerbang tol Karawang Barat dan mengambil jurusanRengasdengklok. Selanjutnya mengambil jalan ke arah Batujaya di suatu persimpangan. Walaupun jika ditarik garis lurus hanya berjarak sekitar 50 km dari Jakarta, waktu tempuh dapat mencapai tiga jam[1]karenakondisi jalan yang ada.Situs Batujaya terletak di lokasi yang relatifberdekatan denganSitus Cibuaya(sekitar 15km di arah timur laut) yang merupakan peninggalan bangunanHindudan situs temuan pra-Hindu "kebudayaan Buni" yang diperkirakan berasal dari masa abad pertama Masehi. Kenyataan ini seakan-akan mendukung tulisanFa Hsienyang menyatakan: "Di Ye-po-ti (Taruma, maksudnyaKerajaan Taruma) jarang ditemukan penganutBuddhisme, tetapi banyak dijumpai brahmana dan orang-orang beragama kotor".[2]Lokasi candi ini dahulu merupakan danau dan candi dibangun di tepi danau. Danau ini terbentuk akibat beralihnya sungai Citaruum dari arah Utara ke Barat Laut (lihat gambar). Hal ini juga di tandakan dengan nama desa yang ada yaitu Segaran yang berarti Laut atau badan air seperi danau dalam bahasa Sangsekerta dan Telaga Jaya.PenelitianSitus Batujaya pertama kali diteliti oleh timarkeologiFakultas SastraUniversitas Indonesia(sekarang disebut Fakultas IlmuBudaya UI) pada tahun1984berdasarkan laporan adanya penemuan benda-benda purbakala di sekitar gundukan-gundukan tanah di tengah-tengah sawah. Gundukan-gundukan ini oleh penduduk setempat disebut sebagaionuratauunurdan dikeramatkan oleh warga sekitar. Semenjak awal penelitian dari tahun1992sampai dengan tahun2006telah ditemukan 31 tapak situs sisa-sisa bangunan. Penamaan tapak-tapak itu mengikuti nama desa tempat suatu tapak berlokasi, seperti Segaran 1, Segaran 2, Telagajaya 1, dan seterusnya.[2]Sampai pada penelitian tahun2000baru 11 buah candi yang diteliti (ekskavasi) dansampai saat ini masih banyak pertanyaan yang belum terungkap secara pasti mengenai kronologi, sifat keagamaan, bentuk, dan pola percandiannya. Meskipunbegitu, dua candi di Situs Batujaya (Batujaya 1 atau Candi Jiwa, dan Batujaya 5 atau Candi Blandongan) telah dipugar dan sedang dipugar.Ekskavasi dan penelitian dilaksanakan olehPusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional(Puslit Arkenas) dan dibantu olehEFEO(École Français d’Extrême-Orient) dan dukungan dana dariFord Motor Company[3]digunakan untuk kegiatan kajian situs ini.Bangunan dan temuan-temuan lainnyaDari segi kualitas, candi di situs Batujaya tidaklah utuh secara umum sebagaimana layaknya sebagian besar bangunan candi. Bangunan-bangunan candi tersebut ditemukan hanya di bagian kaki atau dasarbangunan, kecuali sisa bangunan di situs Candi Blandongan.Candi-candi yang sebagian besar masih berada di dalam tanah berbentuk gundukan bukit (juga disebut sebagaiunurdalambahasa Sundadanbahasa Jawa). Ternyata candi-candi ini tidak memperlihatkan ukuran atau ketinggian bangunan yang sama.Candi JiwaCandi yang ditemukan di situs ini seperti candi Jiwa, struktur bagian atasnya menunjukkan bentuk seperti bunga padma(bunga teratai). Pada bagian tengahnya terdapat denah struktur melingkar yang sepertinya adalah bekasstupaatau lapik patung Buddha. Pada candi ini tidak ditemukan tangga, sehingga wujudnya mirip dengan stupa atau arca Buddha di atas bunga teratai yang sedang berbunga mekar dan terapung di atas air. Bentuk seperti ini adalah unik dan belum pernah ditemukan di Indonesia.Bangunan candi Jiwa tidak terbuat dari batu, namun dari lempengan-lempengan batu bata.Menurut keterangan penduduk setempat kata jiwa berasal dari sifat unur (gundukan tanah yang mengandung candi) yang dianggap mempunyai "jiwa". Karena beberapa kali kambing diikat diatasnya mati. Sehingga tidak ada hubungan dengan Dewa Syiwa.Kata "jiwa" sangat dekat dengan nama salahsatu nama dewa dalam agama Hinduyaitu Dewa Syiwa. Perubahan dari "syiwa" menjadi "jiwa" bisa terjadi karena perjalanan waktu, atau karena aksen Sunda. Barangkali kedekatan kata syiwa dan jiwa bisa dijadikan salah satu objek penelitian meskipun agak aneh jika data yang telah didapat bahwa candi Jiwa lebih kepada Budha daripada Hindu. Di Budha tidak ada dewa Syiwa.PenanggalanBerdasarkananalisis radiometri karbon 14padaartefak-artefak peninggalan di candi Blandongan, salah satu situs percandian Batujaya, diketahui bahwa kronologi palingtua berasal dari abad ke-2Masehidan yang paling muda berasal dari abad ke-12.Di samping pertanggalan absolut di atas ini, pertanggalan relatif berdasarkan bentukpaleografitulisan beberapa prasasti yang ditemukan di situs ini dan cara analogi dan tipologi temuan-temuan arkeologi lainnya sepertikeramikCina,gerabah,votive tablet,lepa(pleister), hiasan dan arca-arcastuccodan bangunan bata banyak membantu.Catatan kaki1.^The temples of Western Java: Cangkuang, Batujaya, Cibuaya2.^abAgustijanto I. 2006.Komplek Percandian Batujaya Tempat Lahirnya Kebudayaan di Tatar SundaPuslitbang Arkenas, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata.3.^Ford Motor Company Conservation andEnvironment Grants 1983-2003.Brosur.Sumber rujukan*.Situs Percandian Batujaya, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat(brosur Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Serang Wilayah Kerja Propinsi Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta dan Lampung, 2003).Pranala luar*.Perpustakaan Nasional:Candi Batujaya*.Kompas.com:Batujaya, Sisa Peradaban Sungai Purba; Sabtu, 30 April 2011, 12:57 WIB*.Inilah-Jabar:Candi Batujaya Karawang Bisa Masuk Warisan Dunia; Sabtu, 2 Juni 2012, 13:42 WIB

Sekilas tentang Makkah

Masjidil Haram

Letak Makkah, Saudi Arabia
Koordinat geografi 21°25′19″N 39°49′34″E / 21.422°N 39.826°E
Deskripsi arsitektur
Spesifikasi
Kapasitas 900,000 (menjadi 4.000.000 pada musim haji)
Menara 9
Tinggi menara 89 meter (292 kaki)
Masjidil Haram (bahasa Arab: المسجد الحرام) adalah sebuah masjid di kota Mekkah, yang dipandang sebagai tempat tersuci bagi umat Islam. Masjid ini juga merupakan tujuan utama dalam ibadah haji. Masjid ini dibangun mengelilingi Ka'bah, yang menjadi arah kiblat bagi umat Islam dalam mengerjakan ibadah Salat. Masjid ini juga merupakan Masjid terbesar di dunia.

Imam Besar masjid ini adalah Syaikh Abdurrahman As-Sudais, seorang imam yang dikenal dalam membaca Al Qur'an dengan artikulasi yang jelas dan siuara yang merdu dan Saykh Shuraim.

Muadzin besar dan paling senior di Masjid Al-Haram adalah Ali Mulla yang suara adzanya sangat terkenal di dunia islam termasuk pada media international

Thursday 22 October 2015

Sekilas tentang Masjidil Harom

Masjidil Haram

Letak Makkah, Saudi Arabia
Koordinat geografi21°25′19″N 39°49′34″E / 21.422°N 39.826°E
Deskripsi arsitektur
Spesifikasi
Kapasitas900,000 (menjadi 4.000.000 pada musim haji)
Menara9
Tinggi menara89 meter (292 kaki)
Masjidil Haram (bahasa Arab: المسجد الحرام) adalah sebuah masjid di kota Mekkah, yang dipandang sebagai tempat tersuci bagi umat Islam. Masjid ini juga merupakan tujuan utama dalam ibadah haji. Masjid ini dibangun mengelilingi Ka'bah, yang menjadi arah kiblat bagi umat Islam dalam mengerjakan ibadah Salat. Masjid ini juga merupakan Masjid terbesar di dunia.

Imam Besar masjid ini adalah Syaikh Abdurrahman As-Sudais, seorang imam yang dikenal dalam membaca Al Qur'an dengan artikulasi yang jelas dan suara yang merdu dan Saykh Shuraim.

Muadzin besar dan paling senior di Masjid Al-Haram adalah Ali Mulla yang suara adzanya sangat terkenal di dunia islam termasuk pada media international.


Si Kabayan

Sosok si Kabayan sering disalahfahami sebagai sosok yang bodoh dan malas. Makanya Doel Soembang melalui lagunya mengatakan bahwa si Kabayan memang Urang Sunda tapi Urang Sunda bukan Si Kabayan.Padahal di balik sikap si Kabayan yang lugu itu, sebetulnya leluhur urang Sunda menciptakan sosok si Kabayan untuk menggambarkan filosofi dan world view urang Sunda yang sangat sprititual. Sayang tak banyak orang yang menangkap sisi ini.Berikut ini beberapa filosofi hidup di balik sikap si Kabayan:Geus teu nanaon ku nanaon:Artinya tidak terpengaruh oleh apa-apa. Sehari-hari si Kabayan hidup dengan gembira, tak pernah dikhawatirkan oleh hal-hal dunia danhiruk pikuk kehidupan. Kemalangan tak membuatnya bersedih, kegembiraan tak membuatnya eforia.Menurut KH. Jalaludin Rachmat, salah satu inti dari ajaran kebahagiaan yang diajarkan dalam prsikologi modern maupun ajaran-ajaran sufi klasik adalah sikap ini: Tak terlalu sedih ketika ditimpa kemalangan, tak terlalu gembira ketika mendapat kesenangan. Karena baik kesenangan maupun kemalangan adalah sementara, datang dan pergi dalam hidup kita. Ketidakbahagiaan disebabkan ketidaksiapan kita menerima dan melepas yang sementara dengan rela (ridha). Simak saja semua cerita si kabayan, penuh dengan kesenangan dan kebahagiaan. Tak ada kisah sedih atau bahagaia yang berlebihan seperti dalam cerita film India atau Sinetron.Full bodor dan memberikan kebahagaiaan pada orang lain“Heuheuy deudeuh!” biasanya dilontarkan si Kabayan ketika menyaksikan atau mengalami kebahagiaan atau kesenangan. Makanya ada ungkapan dalam bahasa Sunda “Hirup mah heuheuy jeung deudeuh!, mun keur seuri capeseuri mun keur ceurik cape ceurik” Hidup itu selalu kesenangan dan kesedihan jika sedang menangis akan capek nangis, ketika tertawa akan capek tertawa. Semua saling berganti, jadi enjoy aja lah! Makanya heureuy atau guyon menjadi menu utama orang Sunda, seperti terlihat dalam sosok Kabayan. Dari guru, penghulu, hingga kyai cenderung mengandung unsur heureuy dalam cara mereka menyampaikan pesan-pesannya. Bahkan agak sedikit cawokah, alias menyerempet hal-hal dewasa yang dalam bahasa sunda disebut “jorang”. Berbeda dengan tradisi wayang kulit atau cerita Mahabarata dan Ramayana yg aslinya dari India, dalam pagelaran wayang golek sunda, tokoh cepot yang bodor sepertinya jauh lebih mendapatkan perhatian dibanding Arjuna, Gatotgaca atau tokoh serius lain. Hal utama dalam sikap hidup si Kabayan dan filosofi hidup orang Sunda adalah memberikan keceriaandan kebahagaiaan kepada orang lain.Menangis saat gembira, tertawa di kala dukaSalah satu cerita populer dari legenda si Kabayan adalah ketika berjalan di tanjakan dan turunan. Saat Kabayan menaiki jalan menanjak, dia tertawa senang. Sebaliknya, ketika menuruni pudunan alias turunan, dia malah menangis. Melihat sikap yang aneh itu, teman seperjalananya bertanya keheranan. Kabayan menjawab bahwa ketika di tanjakan di tertawa karena dia yakin setelah tanjakan pasti nanti ada turunan, karena itu dia bahagia memikrikannya. Dan ketika berada di turunan, dia sedih karena turunan itu akan segera berlalu dan tanjakan akan dia hadapi.Sikap ini menunjukkan bahwa kita hidup tidak terpaku pada sesuatu yang kita alami SEKARANG, tetapi melihat jauh ke depan.Teu daya teu upayaLengkapnya: “Abdi mah teu daya teu upaya, mung ngiringan kersaning Anjeun” Ini ungkapan yang artinya kira-kira sama dengan Laa haula walaa quwwata illa billah, tidak ada daya dan upaya kecuali dari Allah. Orang Sunda melihat kehidupan seperti wayang atau bayang-bayang,yang hidup karena dimainkan oleh dalang. Wayang sama sekali tak memiliki daya dan upaya.Melalui pemahaman akan filosofi-filosofi di atas mungkin kita bisa melihat dengan cara berbeda kisah-kisah si Kabayan. Produktivitas, kerjakeras, hal-hal duniawi yang menjadi fokus hidup kita sekarang memang akan menyulitkan kita mengapresiasisosok Kabayan. Kita cenderung melihat sosok si kabayan yang malas, bodoh dll. Padahal semua sikap si Kabayan bisa jadi anti thesisterhadap kehidupan modern yang terlalu cepat sehingga melewatkan kegembiraan-kegembiraan kecil sehari-hari, yang masih bisa dinikmati oleh si kabayan. Di barat kini tengah ngetrend gerakaan deselerasi, pelambatan hidup. Misalnya dengan berjamurnya pusat-pusat yoga dan meditasi, slowfood, dll.


SEJARAH KOTA KARAWANG




Kabupaten Karawang
Karawang beralih ke halaman ini. Untuk kota yang bernama sama, lihat Karawang (kota). Untuk kegunaan lain, lihat Karawang (disambiguasi).
Kabupaten Karawang

Lambang Kabupaten Karawang
Moto: INTERASIH ( Indah Tertib Aman Bersih )

Dari atas searah jarum jam : Gedung Pemerintahan daerah (Pemda) kabupaten Karawang di kecamatan Karawang Timur, Pintu Jalan Bendungan Walahar di desa Walahar, Klari (dibangun 1918 - selesai 1925), Kompleks Pemakaman Bupati Karawang di desa Manggung Jaya, Cilamaya Kulon, Pantai Tanjung Baru di desa Pasir Jaya, Cilamaya Kulon, Curug Cigentis, di desa Mekar Buana, Tegal Waru, Persawahan Karawang dan Perbukitan di kawasan pegunungan Sanggabuana.

Peta lokasi Kabupaten Karawang
Koordinat: 107º02`–107º40` BT, 5º56`–6º34` LS
ProvinsiJawa Barat
Tanggal Peresmian10 rabi’ul awal tahun 1043 H, atau bertepatan dengan tanggal 14 September 1633 M
Ibu kotaKarawang (kota)
Pemerintahan
 - Bupatidr. Cellica Nurrachdiana
(Pelaksana Tugas)
 - Wakil Bupati-
 - DAURp1.134.530.200.000.-(2013)[1]
Luas1.737,30 km2
Populasi
 - Total2.073.356 jiwa (2007)[2]
 - Kepadatan1.193,44 jiwa/km2
Demografi
 - BahasaIndonesia, Sunda, Bahasa Cirebon (dengan beragam dialek, Bahasa Cirebon dialek Cilamaya menjadi dialek khas wilayah Pesisir Karawang),Bahasa Betawi (termasuk dialek Bekasi) Penyebarannya terpusat disekitar Kecamatan Tirtajaya dan Batujaya. [3][4]
 - Kode area telepon0267, 0264 (Khusus Wilayah Eks-Kawedanan Cikampek)
Pembagian administratif
 - Kecamatan30
 - Kelurahan309
Simbol khas daerah
 - Flora resmiJambu Air Cincalo
 - Fauna resmiAyam Ciparage
 - Situs webwww.karawangkab.go.id
Kabupaten Karawang adalah sebuah kabupaten di Tatar Pasundan Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibukotanya adalah Karawang. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Bogor di barat, Laut Jawa di utara, Kabupaten Subang di timur, Kabupaten Purwakarta di tenggara, serta Kabupaten Cianjur di selatan ini memiliki luas wilayah 1.737,53 km2, dengan jumlah penduduk 2.125.234 jiwa (sensus 2010) yang berarti berkepadatan 1.223 jiwa per km2.[5]

Do you want to try some new features? By joining the beta, you will get access to experimental features, at the risk of encountering bugs and issues.

Okay No thanks
Toponomi dan sejarah

Geologi

Demografi

Pemerintahan

Fauna identitas

Flora identitas

Kesenian Daerah

Transportasi

Olahraga

Lihat pula

Referensi

Pranala luar

Baca dalam bahasa lain
Terakhir disunting 3 bulan yang lalu oleh Warmlaw
Wikipedia® Tampilan HPTampilan PC
Konten tersedia di bawah CC BY-SA 3.0 kecuali dinyatakan lain.
Ketentuan PenggunaanPrivasi